Elia Massa Manik: Membenahi Perusahaan Bermasalah

Sam Norton

Restrukturisasi Organisasi dan Bisnis

Guna mengejar ketertinggalan, PTPN III membutuhkan tambahan dana Rp 9,5 triliun untuk meremajakan (replanting) kebun. Elia turut serta menghimpun pendanaan dengan melakukan kungjungan (roadshow) ke beberapa bank. Rupanya, pihak bank mengucurkan pinjaman karena mempertimbangkan deputasi direksi PTPN III dibawah komando Elia dan prospek bisnis perusahaan.

Dia tak segan-segan melakukan restrukturisasi organisasi dan keuangan. Ia bersikap skeptis ketika menerima laporan rugi-laba dari anak usaha. “Saya tidak mau kalau sekadar dikatakan profit. Dari mana profitnya? Yang saya tanya, mana uang cash yang dimiliki? Mana operating cash flow-nya? Ini berbisnis di sektor riil, yang penting justru operating cash flow,” ia menekankan. Dari sisi SDM, setelah merestrukturisasi organisasi di level direksi, dia juga mulai mengembangkan talent pool satu lapis di bawah direksi sehingga jabatan yang ditempati sesuai dengan kompetensi. Holding melakukan job enlargement dan job enrichment serta menghapus jabatan yang redundant sehingga diperoleh organisasi bisnis yang lebih sederhana, tanpa mengurangi kontrol dan efektivitas organisasi. Pihaknya juga terus menjalin komunikasi dengan semua anak usaha.

Dari sisi pengembangan bisnis, perusahaan holding akan menjalankan beberapa program pengembangan usaha. Di antaranya, dengan melakukan hilirisasi. Saat ini perusahaan holding sudah memiliki Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei seluas 1.933 ha yang di dalamnya terdapat industri pengolahan kelapa sawit, pengolahan karet, logistik dan pariwisata.

Elia yang ditugaskan sebagai CEO PTPN III sejak April 2016 silam itu telah memberikan harapan lantaran program pembenahan BUMN holding perkebunan ini menunjukkan titik terang. Sebagai pemimpin perusahaan, Elia memegang prinisp untuk mengalahkan musuh terbesarnya, yakni ego. “Musuh seorang leader itu ego. Untuk mendapatkan kepercayaan orang yang kita pimpin, harus menghilangkan ego. Kita harus credible, reliable dan punya personal intimacy agar muncul trust dari yang kita pimpin,” ia menceritakan kiatnya.

Keberhasilan pemimpin, lanjut Elia, adalah berhasil mewujudkan program kerja tim. Selama ini, untuk mengasah leadership skill, Elia banyak mendengarkan pesan ayahnya agar terus belajar dari siapa pun dengan tiada henti. Selain itu, tidak mengejar pekerjaan atau jabatan karena uang, tetapi lebih karena tantangan dan passion. Salah satu pesan terpenting ayahnya yang selalu ia pegang ialah soal pentingnya menunaikan tanggung jawab. “Kita harus tunaikan tanggung jawab sekecil apa pun itu. Ingat, tanggung jawab yang besar itu datang dari penyelesaian hal-hal kecil dalam hidup,” ia menekankan. DNA menjadi pribadi yang bertanggung jawab serta tulus ikhlas dalam bekerja itu pula yang kini terus ia gelorakan ke karyawannya untuk menyukseskan pembenahan PTPN.

Kini, tugas berat dipikul Elia lantaran Kementerian BUMN pada Kamis, (16/3/2017) menunjuknya sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) untuk menggantikan Dwi Soetjipto yang mengundurkan diri sebagai pimpinan pucuk Pertamina pada beberapa waktu yang lalu. Sebagai bos baru di Pertamina, Elia diharapkan mampu mengkonsolidasikan komunikasi internal perusahaan serta melakukan transormasi bisnis perusahaan di sektor energi.

http://swa.co.id/business-champions/leaders/elia-massa-manik-bos-baru-pertamina-membenahi-perusahaan-bermasalah